Belajar Internet Marketing

Suplemen CGF, Percepat Penyembuhan DBD


PENDERITA demam berdarah dengue (DBD) kini tidak perlu khawatir.Penelitian terbaru menunjukkan penambahan suplemen chlorella growth factor (CGF40) terbukti mampu mempercepat penyembuhan DBD.

Ada kabar baru dari dunia kesehatan. Sekelompok peneliti dari Rumah Sakit (RS) Karya Bhakti, Bogor, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Bogor, dan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (Fema IPB) telah menemukan cara baru mempercepat penyembuhan DBD, yakni dengan memberi suplemen CGF40.

Para peneliti tersebut melakukan penelitian yang melibatkan 84 pasien DBD yang terdiri atas 42 pria dan 42 wanita. Setengah dari mereka diberi tambahan suplemen yang mengandung CGF40, setengahnya lagi tidak. Untuk diketahui, mereka tetap menjalani perawatan sesuai dengan prosedur WHO, yaitu pemberian cairan, garam tubuh, dan makanan gizi seimbang sesuai kebutuhan.

Hasilnya, CGF40 mampu memperbaiki permeabilitas vaskuler dan meningkatkan jumlah trombosit yang secara implisit menopang konsep regenerative medicine. Pasien dengan tambahan CGF40 ternyata sembuh lebih cepat. Masa perawatannya rata-rata 2,76 hari, sedangkan yang tanpa suplemen CGF40 masa perawatannya ratarata 4,43 hari.

“Pemberian CGF40 terbukti mampu mempercepat kesembuhan penderita DBD dan memperpendek masa perawatan di rumah sakit,” kata Peneliti Utama Dr Adi Teruna SpPD PhD dari RS Karya Bhakti saat jumpa pers di FX Plaza Senayan, Jakarta, belum lama ini.

Penelitian yang dilakukan sejak April hingga akhir 2009, yang juga didukung PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) ini telah diseminarkan pada Sabtu (23/1) lalu di hadapan ratusan dokter se-Jabodetabek. Seminar tersebut dibuka Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (PPBB) Direktorat Jenderal Pengawasan, Pengendalian Lingkungan, dan Permukiman (PPLP) Kementerian Kesehatan Rita Kusriastuti.

Subjek penelitian dipilih dengan metode consecutive sampling berdasarkan diagnosis yang sesuai dengan kriteria WHO (1997). Pasien rawat inap yang memenuhi kriteria seperti di atas ditawari untuk ikut dalam penelitian ini. Hanya subjek yang telah menandatangani informed consent yang diikutsertakan sebagai subjek penelitian.

Adi menuturkan, kesembuhan penderita DBD yang lebih cepat ini diduga berkat kandungan asam nukleat dan beberapa vitamin dalam CGF. Asam nukleat merupakan bahan dasar pembentukan antibodi yang berperan sebagai pertahanan tubuh terhadap penyakit.

CGF, lanjut dia, mampu memperagakan konsep regenerative medicine secara bermakna dengan menekan senyawa kimia stres oksidatif, memperbaiki gangguan pembuluh darah dan merangsang peningkatan fungsi produksi sumsum tulang.

Dalam penelitian tersebut secara klinis terungkap, CGF mampu meningkatkan trombosit penderita DBD lebih progresif dan cepat. CGF sendiri merupakan komponen gizi yang secara alami mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mempercepat penyembuhan luka sehingga mampu membantu penyembuhan dan peremajaan tubuh manusia. Selain itu, CGF dapat memperbaiki sel-sel yang rusak dan merangsang pertumbuhan sel-sel baru dan muda. CGF juga mampu memperlambat proses penuaan karena kandungan asam nukleatnya yang tinggi.

“Dengan hasil penelitian ini, kami berharap masyarakat khususnya penderita DBD mendapatkan solusi untuk mengatasi DBD dalam waktu yang lebih cepat,” ujar Adi seraya mengatakan bahwa kondisi kelengkapan gizi dalam tubuh juga turut memengaruhi percepatan penyembuhan penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini.

Gizi seimbang adalah faktor utama yang diperlukan untuk mengoptimalkan regenerasi sel. Suplemen makanan merupakan pilihan untuk melengkapi kebutuhan gizi yang saat ini secara kualitas dan kuantitas semakin sulit dipenuhi dari makanan sehari-hari. Terlebih pada sakit DBD terjadi penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.

Persoalan kebutuhan gizi penderita DBD diperkuat oleh hasil pengamatan Dr Michinori Kimura, salah seorang peneliti dari Sun Chlorella Corp Jepang, yang menemukan bahwa ganggang chlorella telah terbukti kaya akan derivat asam nukleat yang mampu memperlambat proses penuaan, CGF serta asam amino esensial, peptida, vitamin, mineral, polisakarida, lipoprotein, dan beta-glukan.

CGF pertama kali diekstrak dengan elektroforesis menggunakan air panas oleh peneliti Jepang lainnya, Dr Fujimaki, awal 1950-an di Tokyo Jepang, sekaligus memberi nama CGF karena kemampuannya mendukung pertumbuhan anakanak. CGF juga mampu memperlambat proses penuaan karena khasiat antioksidan yang dimilikinya.

DBD sebelumnya dikenal dengan nama Dengue saja yang berasal dari bahasa Afrika, ki denga pepo. Penyakit ini pertama kali mewabah di wilayah Karibia, Amerika Tengah pada 1827–1828. Penularan DBD melalui nyamuk aedes aegypti yang membawa infeksi virus dengue (VDEN). Gejala penderita DBD ditandai dengan bintik-bintik merah di kulit (petekiae) lalu disertaid dengan demam tinggi yang timbul secara akut ditambah dengan sakit kepala, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri sendi, mual, muntah, nyeri epigastik, bahkan diare.

Penularan DBD di masyarakat terjadi akibat interaksi akibat kemiskinan, urbanisasi, rendahnya ketersediaan infrastruktur kesehatan serta perubahan iklim.
Previous
Next Post »